Jumat, 29 Juli 2011

TESTIMONIAL

SANREGO Kesaksian Konsumen
Berikut dalam lampiran adalah hasil penelitian dari Spanyol mengenai Lunasia Amara Blanco yang saya download dari internet. Mungkin Bapak sudah memilikinya, namun saya pikir tak salah bagi saya untuk mengirimkannya.

klik disini untuk selengkapnya (http://docs.google.com/fileview?id=F.a8d78139-d77f-4c05-9348-d27203e4f9c2&hl;=en)

Seperti terurai banyak sekali manfaat Sanrego. Bukan hanya untuk vitalitas laki-laki dan diabetes, tapi juga untuk malaria, sakit perut, mengobati TBC, anti tumor, hingga gigitan ular berbisa.

Saya banyak menggunakan hasil penelitian itu sebagai referensi penjelasan pada calon pengguna Sanrego kita. Beberapa diantara yang sudah menggunakan merespons positip akan keluhan sebelumnya. Ada baiknya saya urai sebagian diantaranya sebagaimana berikut.
Ahmad Rinaldy
Terima kasih mas, setelah 3 hari mengkonsumsi jamu sanrego, khasiatnya sudah terasa banget. hoebaattt!!!

Sadikin
Saya pengguna sanrego dari Aceh, selama ini saya mengkonsumsi sanrego karena penyakit diabetes, sekarang kadar gula saya dapat turun dan terkontrol berkat mengkonsumsi sanrego. Kini penggunaannya 1 hari sekali minum saja, itupun saya campur dengan sedikit madu biar tidak terlalu pahit

Dari Bpk. Barowo(nama samaran)
pekerjan beliau saat ini adalah berdagang handphone beserta accessoriesnya dan pulsa, sekitar 15 tahun lalu beliau pernah terkena malaria saat ada pekerjaan di NTT. Kurang lebih 20 menit setelah meminum Sanrego untuk pertama kali ditempat saya, beliau merasa pipinya kemang. Saya berikan padanya 5 sendok makan Sanrego secara cuma-cuma. Sore hari +/- 2 jam setelah minum Sanrego, beliau batuk-batuk dengan mengeluarkan dahak berwarna hijau. Sesampai dirumah diserahkannya Sanrego pada istrinya serta tak lupa menjelaskan cara penyajiannya. Selepas Maghrib istrinya menyajikan Sanrego, namun karena batuknya tak kunjung reda beliau tidak meminumnya. Istrinya sejak pagi sedang merasa sangat letih hingga tidak kuasa mencuci baju. Melihat jamu Sanrego yang tidak diminum oleh suaminya, dia lalu bertanya pada suaminya apakah jamu tersebut dapat mengurangi keletihannya. Pak Barowo mejawab tidak mengetahuinya, namun dikatakan pada istrinya untuk mencoba saja karena toh obat-obatan herbal tidak akan menimbulkan efek yang fatal. Lalu jamu Sanrego diminum istrinya.
Sekitar jam 7.30 malam atau +/- 1 jam setelah meminum Sanrego, Istrinya sudah merasa segar kembali dan meminta suaminya untuk menelpon saya. Diceritakannya apa yang terjadi seraya mengucapkan terimakasih pada saya. Pada suaminya saya katakan belum tau mengenai efek “menggurah” yang dialaminya, namun menganjurkan untuk terus meminumnya sebagaimana aturan pakai. Dua hari setelah terus meminum seduhan Sanrego beliau menghubungi saya dan mengatakan bahwa batuknya hilang dan merasa nyaman. Yang mencengangkan adalah tentang istrinya, setelah terus mengkonsumsi selama tiga hari hubungan suami istrinya kembali seperti pengantin baru ( seperti meminum jamu Madura untuk kewanitaan ). Sampai-sampai dia membatasi istrinya untuk mengkonsumsi seduhan Sanrego hanya 1 kali dalam 3 hari.

Dari Bapak Abdurrahman (nama samaran)
pekerjaan beliau saat ini adalah dibidang property, sejak pertengahan tahun lalu mengidap diabetes. Tiga minggu lalu saya berikan 10 sendok makan Sanrego secara cuma-Cuma dan beliau secara rutin meminumnya sesuai dengan aturan pakai. Sejak saat itu kadar gulanya stabil dibawah 150. Hubungan suami istrinya yang mulai terganggu sejak terkena diabetes, saat ini sudah normal kembali dan bahkan dengan waktu yang lebih lama dari sebelumnya. Beliau sangat puas dan banyak menceritakan manfaat Sanrego pada kawan-kawannya yang mengidap diabetes.

Seorang konsumen sanrego dari Jakarta
sebelumnya lama menggunakan obat-obat kimia sejenis viagra, karena penggunaan yang sering dan terus-menerus membuat kondisi tubuhnya semakin jelek, kemungkinan disebabkan oleh pemaksaan organ tubuh. Setelah mengetahui jamu sanrego dan mengkonsumsinya selama 1 minggu, perubahan pun dirasakan. Dulunya susah tidur, badan sering letih dan lemas perut yang buncit, kini menjadi normal. Awalnya memang pengaruhnya adalah keseringan buang air kecil, namun itu tidak berlangsung lama